Selasa, 15 Desember 2009

Mengenal Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya

Oleh: Hajriana


Anak (keturunan) yang sempurna fisik dan psikis adalah dambaan setiap orang tua. Namun, tidak jarang kita jumpai anak-anak memiliki ketidaksempurnaan baik fisik maupun psikis. Hal ini sangat menghawatirkan bagi orang tua dan berupaya untuk mengurangi bahkan menyempurnakan agar anak mereka terlihat seperti anak-anak pada umumnya yang tumbuh normal.

Kita mungkin pernah mendengar istilah hiperaktif, hiperaktif ini merupakan salah satu gangguan psikis (tingkah laku) yang juga berpengaruh pada fisik anak. Dari salah satu sumber bahwa sekitar 4-5 % anak-anak usia sekolah memiliki perilaku hiperaktif. Tetapi kita seringkali tidak dapat membedakan secara konkrit antara anak yang memang memiliki kelebihan energi dan anak yang mengalami/ menderita hiperaktif, kitapun sering memberikan cap/ lebel seorang anak yang hiperaktif sebagai anak yang nakal, bandel, dan sulit diatasi, padahal kita belum tahu dan mengerti apa sebenarnya hiperaktif itu, bagaimana ciri-ciri anak hiperaktif, faktor apa saja yang menjadi penyebab hiperaktif, problem/ masalah apa yang dihadapi anak hiperaktif dalam kehidupannya sehari-hari, dan bagaimana kiat/cara mengatasinya?. Hal inilah yang akan dipaparkan secara rinci dalam tulisan ini. Adapun tujuan penulisan online research ini adalah memberikan pemahaman tentang anak hiperaktif dan kiat/ cara memberikan bimbingan, pengarahan dan membantu mengatasi masalah yang anak hadapi, baik dalam lingkungan keluarga, maupun di sekolah.

Pengertian Hiperaktif

Menurut salah satu sumber bahwa hiperaktif adalah aktivitas fisik yang berlebihan atau gerakan yang tidak bertujuan dan dengan kecepatan yang meningkat. Pengertian lain bahwa hiperaktif adalah istilah yang menggambarkan perilaku tidak tenang, anak yang sering mengganggu ketertiban baik di rumah maupun di sekolah. Hiperaktif juga populer dengan istilah Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD), atau dengan terjemahan bahasa Indonesia “Gangguan Pemusatan Perhatian Dengan Hiperaktif” (GPPH). Victor Hartono Putra menjelaskan bahwa ADHD adalah gangguan tingkah laku yang disebabkan oleh disfungsi neurologis.

Jadi hiperaktif merupakan salah satu gangguan tingkah laku berupa aktivitas berlebihan, tidak terkontrol dan tidak terarah sehingga anak tidak dapat memusatkan perhatian.

Gejala/ Ciri-ciri Anak Hiperaktif

Sebelum mencap seorang anak hiperaktif, sebaiknya kita memahami gejala dan ciri-ciri yang tampak pada anak hiperaktif, agar kita mampu mendiagnosa dan mengatasi masalah anak hiperaktif.

Secara umum gejala fisik yang nampak pada anak hiperaktif adalah alergi shiner (lingkaran hitam di bawah mata) dan hidung tersumbat. Gejala yang lain misalnya infeksi telinga, gangguan tidur, alergi (seperti eksim, gatal-gatal, dan asma), gangguan pencernaan berupa diare atau sembelit, sakit kepala dan sakit pada bagian kaki di malam hari. Sedangkan dilihat dari sifat/ perilakunya, Dr. Mary Go Setiawani menggambarkan anak hiperaktif umumnya bersifat agresif, penuh semangat, tidak dapat tenang, sulit diajar, tidak tahan lama melakukan suatu aktivitas, sulit bergaul dengan teman sebaya, tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan juga sulit menaati orang tua dan guru.

Sementara itu, pendapat lain juga menggambarkan ciri-ciri yang tampak pada tingkah laku anak hiperaktif, antara lain:

1. Lack of concentration (kurang berkonsentrasi);
2. Unusually aggressive (sangat agresif), dapat dilihat pada tingkah laku anak saat bermain dengan teman sebayanya;
3. Unaware of physical danger (kurang menyadari bahaya fisik), sehingga memungkinkan fisik anak terancam bahaya;
4. Impulsive (impulsive), yaitu anak sering tidak mampu bersikap sabar, sehingga dapat mengatakan/ melakukan sesuatu tanpa berfikir;
5. Emotional and intellectual immaturity (Emosional dan intelektualnya tidak matang);
6. Forgetfull and/or clumsy (Pelupa/ kikuk);
7. Attention- seeking (mencari perhatian).

Dari sebuah tulisan (www.sehatgroup.web.id), bahwa gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak hiperaktif, yaitu; 1) Inatensi yaitu pemusatan perhatian yang kurang; 2) Hiperaktif, yaitu perilaku anak yang tidak bias diam, banyak bicara dan menimbulkan suara berisik; 3) Impulsif, yaitu kesulitan anak untuk menunda respon. Dan untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif, gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun.

Faktor Penyebab Hiperaktif

Seorang anak menjadi hiperaktif disebabkan oleh berbagai faktor. Dari berbagai sumber kami menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut, antara lain:

1. Faktor neurologik
Yaitu disebabkan oleh; a) Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal, seperti lamanya proses persalinan, distress fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksamia gravidarum atau ekslamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Disamping itu, faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol, serta kandungan yang terkena sinar X; b) Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Factor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmitter di otak yang berupa depamin (depamin adalah zat yang memelihara proses konsentrasi); c) Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, orbital-prefrontal, orbital-limbik otak, khususnya sebelah kanan.

2. Faktor toksik
Beberapa zat makanan yang mengandung bahan kimia dan suplai makanan yang menyebabkan alergi pada anak dapat mempengaruhi fungsi otak anak, sehingga berdampak pada penginderaan, perasaan, dan tindakan. Makanan- makanan tersebut antara lain; a) Makanan yang mengandung kafein, seperti coca cola; b) Makanan yang mengandung gula, seperti chocolate chip cookies, kue jello, kool-aid, es krim stoberi atau coklat batangan; c) Bahan makanan yang mengandung pewarna makanan, mono natrium glutamat, bahan-bahan aromatik, salisilat, dan bahan pengawet lainnya; d) Suplay makanan yang menyebabkan alergi seperti susu, gandum, telur, kedelai, daging sapi, daging babi, daging ayam dan jagung.

3. Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari kasus hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif, kurang lebih dari 25-35 % dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak.

4. Faktor psikososial dan lingkungan

Lingkungan keluarga yang tidak mendukung perkembangan sosial anak juga menjadi penyebab anak hiperaktif, seperti suasana rumah yang tidak hangat, perilakunya akan sesuai dengan apa yang dipelajari di rumah. Selain itu, tayangan televisi juga akan menyebabkan rentang perhatian anak menjadi pendek karena televisi menyediakan tayangan informasi dan hiburan secara terpotong-potong, dan seringkali orang melakukan sesuatu yang lain saat menonton televisi.

Problem Anak Hiperaktif

Dari gejala/ ciri-ciri anak hiperaktif yang telah dipaparkan sebelumnya, maka anak hiperaktif akan menghadapi dan mengalami problem (masalah), masalah-masalah tersebut berupa masalah intelek, biologis, emosi dan moral. Masalah tersebut akan dihadapi dan dialami anak hiperaktif baik di rumah maupun di sekolah. Berdasarkan tempat dan situasi lingkungan anak hiperaktif tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Problem di sekolah, antara lain; tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik; tidak dapat berkonsentrasi sehingga tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan, ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah, kecendrungan berbicara tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran, kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika.

2. Problem di rumah, antara lain; anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan dari keluarga dan teman-temannya, sehingga orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat, orang tua banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman, sehingga terjadi ketegangan antara keduanya, akhirnya anak dan orang tua menjadi stress dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman, anak menjadi lebih mudah frustasi.

Dengan berbagai masalah yang dihadapi anak tersebut menyebabkan kegagalan bersosialisasi dimana-mana, sehingga menumbuhkan konsep diri yang negatif, maka akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu dan ditolak.

Kiat/ Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Sudah semestinya anak hiperaktif mendapat perhatian lebih dibanding anak-anak yang normal. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk membantu anak memecahkan masalah atau mengurangi gangguan pada anak hiperaktif.

1. Bagi orang tua dan keluarga

Dalam tulisan yang bersumber dari CyberNews Suara Merdeka menawarkan resep yang dapat dilakukan oleh orang tua dan keluarga anak hiperaktif, yaitu:
a. Periksalah. Dengan cara mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak.
b. Pahamilah. Anda dan keluarga dapat mengikuti support group dan parenting skill-training.
c. Latih kefokusannya. Jangan tekan dia, terima keadaannya itu, perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tetapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas.
d. Telatenlah. Jika dia telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf, anak bias diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bias pula mulai diberikan latihan berhitung dari berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10, setelah itu baru perkenalkan konsep angka 0 dengan benar.
e. Bangkitkan kepercayaan dirinya. Gunakan teknik- teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif misalnya memberikan pujian, memberikan disiplin yang konsisten dan selalu memonitor perilaku anak. Anak juga bias melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua.
f. Kenali arah minatnya. Kenali bakat atau kecendrungan perhatiannya sejak dini.
g. Minta dia bicara. Bantu anak bersosialisasi, misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga anda bias mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan.
h. Siap bahu membahu. Bantulah anak mewujudkan apa yang dia inginkan, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar memahami kondisi anak yang sebenarnya.

Menurut Dr. Mary Go Setiawani (2000: 137-141), cara mengatasi masalah anak hiperaktif, yaitu dengan; penggunaan obat, pengaturan makanan, hindari pemanjaan, menciptakan lingkungan yang tenang, memilih acara TV dengan hati- hati, gunakan tenaga ekstra dengan tepat, membimbing dalam kebenaran.

Berkaitan dengan pengaturan makanan, dalam tulisan lain memberikan beberapa pertimbangan yang dapat diperhatikan oleh orang tua, yaitu meminimalisir pemberian makanan yang mengandung zat aditif, memilih makanan pokok yang bergizi, dan tidak menyebabkan alergi, menjamin kecukupan nutrisi, serta memantau asupan makanan anak.

Yulia Permata Sari menawarkan beberapa pilihan makanan yang sebaiknya diberikan pada anak hiperaktif, yaitu:

a. Potongan sayur, seperti wortel, batang seledri, brokoli dan kembang kol yang disajikan bersama salad dressing rendah lemak atau saus salsa.
b. Yogurt rendah lemak atau keju rendah lemak tanpa perasa/ pemanis, disajikan dengan tambahan buah yang dihaluskan/ jus.
c. Kacang- kacangan atau biji-bijian seperti almond, kacang mende, kenari, kacang tanah, kuaci biji bunga matahari atau labu dan lain-lain.
d. Semangkuk buah-buahan segar/ beku/ dikeringkan.
e. Whole grain cracker, dengan peanut butter atau almond nut butter
f. Sereal sehat yang disajikan kering, bias juga ditambahi susu skim/ lemak. Pastikan anda memberikan sedikitnya 3 gram serat persajian.




2. Bagi Guru

Di lingkungan sekolah, guru yang memiliki tanggung jawab dalam membimbing/ mengarahkan anak yang hiperaktif (penderita ADD/ ADHD). Menurut Ron Kurtus strategi yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain:

a. Mengelola kelas, dengan karakteristik; membuat rancangan dan struktur kegiatan kelas, pemberian tugas yang memerlukan waktu yang tidak lama, instruksi guru yang dapat melatih rasio siswa dan bersifat individual, kurikulum pembelajaran yang menarik, menggunakan reinforsemen yang positif.
b. Sikap guru yaitu; membantu siswa memiliki harapan akademik yang baik, sering memantau dan memeriksa pekerjaan siswa, penuh kesabaran, kehangatan, dan humoris, konsisten dan tegas, pengetahuan tentang perilaku anak yang berbeda, bekerja sama dengan guru yang memiliki keahlian khusus tentang anak hiperaktif.
c. Guru membantu siswa melakukan self monitoring atau pemantauan perilaku diri sendiri, karena biasanya siswa menyadari bahwa mereka memiliki masalah dan ingin memperbaikinya. Guru dapat melakukan metode dengan menggunakan audio seperti bip-acak, tekniknya bias dengan memberikan rewards dan akurasi pemeriksaan.


Simpulan

Hiperaktif merupakan suatu gangguan pada fungsi otak, sehingga berpengaruh pada perilaku (psikis) dan fisik anak. Hal ini dapat didiagnosa melalui gejala dan ciri-ciri fisik maupun perilaku anak. Anak hiperaktif akan mengalami problem baik dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah, sehingga melahirkan konsep diri yang buruk dan mengancam kehidupan masa depan anak.

Dengan demikian terdapat kiat-kiat khusus yang dapat dilakukan orang tua dan anggota keluarga di rumah dan oleh guru di sekolah dalam memberikan perhatian, kasih saying, bimbingan, dan suasana lingkungan yang terbaik bagi anak hiperaktif. Dengan demikian, diharapkan anak hiperaktif bias diatasi sejak dini dan dapat tumbuh layaknya anak yang normal bahkan lebih jenius dan luar biasa.


Daftar Rujukan

1. Judul : Mengarahkan Anak Hiperaktif
Alamat : http://www.info.balitacerdas.com/mod.php?=publisher
&op=viewarticles&artid=16
Penulis : - (Sumber: CyberNews Suara Merdeka)

2. Judul : Tips Mengatasi Anak Hiperaktif
Alamat : http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/index.php
/read/2009/07/12/1852/7/Tip-Mengatasi-Anak-Hiperaktif
Penulis : Yulia Permata Sari

3. Judul : Pengertian Tentang anak Hiperaktif
Alamat : http://www.pepaksabda.org/pustaka/030291/
Penulis : - (Sumber: Buku “Menerobos Dunia Anak”, Dr. Mary Go Setiawani Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000, hal. 137-141)
4. Judul : Perancangan Buku Panduan Berbasis Komunikasi Visual Untuk
Pendampingan anak Penderita hiperaktif
Alamat : http//www.dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?
mode=extended&knokat=10619
Penulis : Victor Hartono Putra

5. Judul : Mengenal dan Membimbing Anak Hiperaktif
Alamat : http://www.e-smartschool.com/uot/001/UOTc010049.asp
Penulis : - (Sumber: www.sehatgroup.web.id)

6. Judul : Hyperactivity
Alamat : http://www.athealth.com/consumer/disorders/Hyperactivity.html
Penulis : -

7. Judul : Hyperactivity/ ADHD
Alamat : http://www.nutramed.com/children/hyperactivity.htm
Penulis : -

8. Judul : Teaching For Hyperactive Children
Alamat : http://www.school-for-champions.com/education/hyperactive.htm
Penulis : Ron Kurtus

9. Judul : Is Your Children Hyperactive?
Alamat : http://www.ivillage.co.uk/parenting/school/behavsch/articles/o,,186583
-589415,00.html
Penulis : -

Tidak ada komentar: